Langsung ke konten utama

Annapurna Base Camp Trek - Day 10,11 - Kembali ke Kathmandu, Masuk Durbar Square Gratis!

Namaskar!

Hari ini kami bangun subuh karena bus kami menuju Kathmandu akan berangkat jam 7 pagi dari Tourist Bus Park Terminal di Pokhara. Sebelum berangkat, kami numpang masak Indomie dulu di dapurnya hotel. Lumayan, ngirit biaya buat sarapan.



Pemandangan pagi haree di Pokhara


Lokasi terminalnya deket, cuma sekitar 20-30 menit jalan kaki. Cuma sedikit lebih jauh dari Basundhara Park. Pagi ini Pokhara cerah banget, jadi kami bisa ngeliat view Annapurna Range dari pinggir jalan. Keren banget. Sesampainya di terminal, busnya ternyata ada buanyak banget. Jadi cara tercepat untuk menemukan bus kami adalah: tanya orang. Disini banyak petugas semacam kernet bus yang berdiri mencari penumpangnya, jadi tinggal tanya aja random sama siapa aja.



Bus yang kami naiki masih sama kayak sebelumnya. Warna merah dengan kondisi interior yang persis sama. Kami beli roti dan kopi dulu di terminal buat bekal selama di jalan. Jam setengah 8, bus mulai berangkat menuju Kathmandu.

Perjalanan pulang ini lebih cepet, cuma sekitar 7 jam, termasuk istirahat makan siang di restoran yang sama kayak kemarin pas berangkat. Padahal di perjalanan pulang ini kami sempet kena macet, karena kami melewati beberapa titik daerah wisata, yang rame banget karena masih suasana libur tahun baru. Tapi karena sopirnya nyetirnya ngebut, cuman dalam waktu 7 jam bus sudah sampe di Kathmandu. Sialnya, pemberhentian bus kali ini bukan di Kantipath kayak pas berangkatnya. Kami diturunin di pinggir-jalan-entah-dimana. Beberapa bule yang ikut turun bareng kami pun bingung karena gak turun di Kantipath. Tapi berkat Google Maps, kami tau kalo ternyata lokasinya gak terlalu jauh dari Thamel. Jadi daripada ngabisin ongkos buat bayar taxi menuju Thamel, kami pun mulai jalan kaki ngikutin petunjuk mbah gugelmeps.


Kalo udah ketemu beginian tandanya udah di Kathmandu


Sekitar setengah jam kami sudah sampe di Thamel. Langsung aja kami check in di Om Tara Guest House lagi. Kali ini kami dapet kamar yang lebih gede karena isinya ada 3 kasur. Joss. Sebenernya hari ini saya pengen keliling Kathmandu. Ngeliat bangunan-bangunan kuno dan bersejarahnya. Tapi berhubung lokasi antar tempat wisata di Kathmandu ini jaoh-jaoh satu dengan yang lain, saya butuh rental taxi. Dan karena harga rental taxi disini tergolong mahal, jadi saya skip aja dan memilih mengunjungi tempat yang lokasinya deket aja, yaitu Kathmandu Durbar Square.




Abis mandi, saya jalan kaki dari hotel menuju ke arah Kathmandu Durbar Square. Menurut GPS, lokasinya deket dan bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki sekitar 20 menit, melewati keramaian dan debu di Thamel Street. Pas setengah jalan, tiba-tiba saya liat sebuah stupa gede warna putih di lorong sebelah kanan jalan, jadi saya belok dulu mampir ke stupa itu. Gatau deh ini tempat namanya apa, tapi lumayan keren sih. Tempatnya berupa plaza yang lumayan luas dengan stupa putih tadi di tengah-tengahnya, dikelilingi beberapa ornamen kecil di sekitarnya, dan juga ratusan atau mungkin malah ribuan burung merpati yang cari makan disini. Sekali waktu ribuan burung itu tiba-tiba terbang bersamaan, hinggap ke atap salah satu gedung, lalu terbang lagi ke atap stupa, gitu terus muter-muter. Keren lah pokoknya.





Dari situ saya jalan lagi melewati lorong-lorong sempit menuju arah Durbar Square. Begitu nyampe sana, ternyata ruamee banget. Maklum masih hawa liburan tahun baru. Untuk masuk ke areal Durbar Square ini ternyata ada tarifnya. Gratis untuk warga Nepal dan NPR1000 untuk turis asing. Nah, untungnya, karena suasananya super-crowded, saya bebas melenggang masuk tanpa beli tiket. Yang mau ngikutin cara ini, dosa tanggung sendiri ya :)





Di dalam area Durbar Square juga ruame banget. Jujur saya gabisa ngapa-ngapain disana kecuali jalan-jalan ngikutin arus manusia sebanyak itu. Di beberapa tempat ada beberapa orang Sadhu yang sedang duduk-duduk di pinggiran. Sadhu ini adalah semacam orang suci di kepercayaan mereka. Saya kurang tahu tepatnya seperti apa, tapi yang jelas mereka sudah melepaskan diri dari keluarga, masyarakat, dan kehidupan duniawi lainnya untuk bertapa mengabdikan sisa hidup pada Tuhan yang mereka percayai. Karena penampilan mereka yang nyentrik, biasanya turis ingin foto bareng mereka. Bagi yang sudah foto bareng, biasanya mereka akan berderma sedikit uang untuk menopang kehidupan mereka sehari-hari, karena para Sadhu ini juga sudah tidak bekerja lagi.

Sadhu


Yang unik lainnya dari Kathmandu Durbar Square adalah: kalau beruntung kita bisa melihat seorang Dewi. Yak betul, dewi sungguhan. Atau lebih tepatnya titisan dewi. Disebut Kumari, ia adalah seorang gadis yang belum memasuki masa puber, yang dipilih oleh pemimpin agama setempat. Seorang Kumari akan tinggal di salah satu bangunan di Durbar Square ini hingga ia memasuki masa puber, dan kedudukannya lalu akan digantikan oleh Kumari yang lain. Seorang Kumari ini dipuja oleh penganutnya. Kalo mau liat Kumari, kita bisa nongkrongin doi di salah satu sudut Durbar Square, bersama puluhan orang lain yang juga mau ngeliat doi. Kalo beruntung, doi bakal nongol dari balkon lantai 2 untuk menghirup udara segar. Saya sempet nongkrongin doi disitu sekitar 15 menit tapi doi gak keluar-keluar, yasudah saya bosen lalu pergi aja. Oiya, kalaupun doi nongol di jendela balkon, Kumari ini sama sekali gaboleh difoto.

Rumahnya Kumari

Cuma Bowo yang boleh difoto (tapi bayar)

Ini mereka pada nungguin Kumari nongol di jendela


Abis dari rumahnya Kumari, saya muter-muter lagi keliling komplek Durbar Square yang lumayan luas sambil masuk-masuk ke lorong-lorong sempitnya. Yang agak disayangkan, karena efek dari gempa 2014 lalu, kawasan Durbar Square ini sampe sekarang masih dalam tahap rekonstruksi. Jadi di beberapa tempat masih ada yang tertutup untuk pengerjaan proyek. Jadi kurang bagus kalo difoto-foto.






Dari Durbar Square, saya jalan balik lagi ke penginapan, bebersih dulu dari debu tebal yang nempel dari jalanan, lalu malemnya kami hunting oleh-oleh di Thame Street sambil cari makan malam. Harga oleh-oleh di Thamel ini cukup terjangkau, tapi kita tetep musti nawar. Pedagang oleh-oleh disini gak terlalu agresif, dan mereka juga gak mematok harga yang terlalu mahal. Jadi yang gak pinter nawar juga masih bisa nyaman belanja disini. Oleh-oleh khas Nepal biasanya ya kaos, kain, ponco khas Nepal, Nepali tea, boneka, tas tradisional, dsb. Buat yang mau hunting peralatan naik gunung, disini surganya. Buanyak banget toko perlengkapan outdoor yang harganya murah meriah, jauh lebih murah daripada di Indonesia. Pinter-pinter aja nyari toko yang jual barang paling murah. Biasanya toko awul-awul yang jualan barang second itu murah-murah dan kondisinya masih bagus-bagus. Saran saya jangan beli trekking pole kalo gak beli bagasi pesawat AirAsia, karena trekking pole gak boleh masuk kabin, jadi bakal disita sama petugas di bandara dan gaboleh dibawa balik ke Indonesia (kayak nasib saya kemarin, rugi deh trekking pole 2 biji disita).

Kelar cari oleh-oleh, kami balik lagi ke hotel buat tidur. Esok paginya kami gak ngapa-ngapain juga. Cuman istirahat di hotel dan cari sarapan di sekitar hotel. Siangnya kami naik taxi ke bandara seharga NPR500, lalu pulang ke Indonesia dengan selamat dan sukses.

Dhanyavad Nepal!
Namaste!
See you next time!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Naik Bus dari Bangkok ke Pak Chong (Khao Yai National Park) - Backpackeran Keliling 3 Negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand) 8 hari - Part 5

Sekitar jam 23:00 kami mendarat di Bangkok. Airport bus jam segitu udah gak ada, jadi kami terpaksa naik Grab Car meskipun lebih mahal. Meskipun udah tengah malam, kami memutuskan buat nginep di hostel di dekat Mo Chit bus terminal karen besok pagi kami mau langsung cabut naik bus menuju ke kota Pak Chong. Pak Chong ini adalah kota kecil sekitar 3 jam dari Bangkok, mirip kayak Puncak kalo di Jakarta. Ada apa saja di Pak Chong? Destinasi utamanya sih Khao Yai National Park, taman nasional yang guede dan luas banget. Ada air terjun, satwa liar, danau, gajah, rusa, monyet, dan lain-lain. Selain itu di Pak Chong juga banyak tempat wisata yang mirip-mirip di Puncak gitu. Ada resort bertema Eropa, kafe-kafe gaul, dan cem macem lainnya. Kami nyampe hostel di Bangkok sekitar jam setengah 1 malam. Langsung check ini (USD7/orang), bersih-bersih, lalu karena kelaparan saya pun langsung melipir beli rice box (THB35) di sevel seberang hostel. Setelahnya langsung istirahat, tidur yang cu

Cara Naik Bus dari Singapore ke Melaka

Lagi jalan-jalan di Singapore lalu tiba-tiba bingung ga tau mau kemana karena saking kecilnya negara itu? Mending ke Melaka aja! Melaka adalah salah satu Heritage City di Malaysia. Lokasinya ga terlalu jauh dari Singapore. Pagi berangkat, siang udah nyampe. Naik apa? Naik bus aja yang murah meriah hore. Caranya gimana? Tenang, saya jelasin caranya step by step. Cara paling mudah adalah naik bus langsung dari Singapore ke Melaka. Tapi karena blog ini isinya traveling murah, jadi saya jelasin cara murahnya, tapi tetep nyaman. Pertama, kita naik MRT ke Bugis Station. Dari stasiun keluar aja nyeberang Victoria Street sampai ketemu Bugis Street. Sampai ujung setelah keluar dari Bugis Street, jalan aja ke arah kanan menyusuri Queen Street. Setelah melewati 2x lampu merah, akan ada satu pelataran tempat bus-bus parkir di sebelah kiri jalan. Naik aja ke bus Causeway Link jurusan JB Sentral (Johor Bahru Sentral) dengan bayar tiket SGD3,3. Sebenarnya kita bisa naik bus kota biasa dengan n

Rincian Biaya Trekking Annapurna Base Camp - Himalaya - Nepal

Total trip kami ke Nepal adalah 11,5 hari, termasuk perjalanan dari Indonesia ke Nepal. Total waktu trekking kami adalah 6 hari, dimulai dari Syauli Bazaar sampai ke ABC dan berakhir di Mutkhu. Biaya yang kami keluarkan selama trip, saya coba jabarkan seingat saya, karena sewaktu trekking saya gak terlalu mikir masalah duit, karena badan udah capek banget jadi males mikir. Lha wong pas lagi seger aja saya males ngitung, apalagi pas klenger. Perhitungan biaya ini berdasarkan kurs pada saat kami kesana. Hari pertama: Jakarta - Kuala Lumpur Kathmandu Pengeluaran: 1. Makan siang romantis kere di KLIA sepiring berdua - MYR18 (Rp 32.000/orang) 2. VOA - USD25 (Rp 345.000) 3. Taxi ke NTB - NPR700 dibagi 2 (Rp42.000/orang) 4. Biaya2 bikin permit - kurleb Rp550.000/orang 5. Penginapan di Thamel - USD13/room (Rp90.000/orang) 6. Makan malam di Thamel - kurleb Rp75.000/orang Total pengeluaran hari pertama : Rp1.134.000/orang Hari kedua: Kathmandu - Pokhara Pengeluaran: 1. Tiket