Langsung ke konten utama

Cara Naik Bus dari Bangkok ke Pak Chong (Khao Yai National Park) - Backpackeran Keliling 3 Negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand) 8 hari - Part 5





Sekitar jam 23:00 kami mendarat di Bangkok. Airport bus jam segitu udah gak ada, jadi kami terpaksa naik Grab Car meskipun lebih mahal. Meskipun udah tengah malam, kami memutuskan buat nginep di hostel di dekat Mo Chit bus terminal karen besok pagi kami mau langsung cabut naik bus menuju ke kota Pak Chong. Pak Chong ini adalah kota kecil sekitar 3 jam dari Bangkok, mirip kayak Puncak kalo di Jakarta.

Ada apa saja di Pak Chong? Destinasi utamanya sih Khao Yai National Park, taman nasional yang guede dan luas banget. Ada air terjun, satwa liar, danau, gajah, rusa, monyet, dan lain-lain. Selain itu di Pak Chong juga banyak tempat wisata yang mirip-mirip di Puncak gitu. Ada resort bertema Eropa, kafe-kafe gaul, dan cem macem lainnya.

Kami nyampe hostel di Bangkok sekitar jam setengah 1 malam. Langsung check ini (USD7/orang), bersih-bersih, lalu karena kelaparan saya pun langsung melipir beli rice box (THB35) di sevel seberang hostel. Setelahnya langsung istirahat, tidur yang cuma sekitar 4-5 jam. Kami bangun jam 6 pagi, langsung beberes, check out, beli sarapan di sevel lagi (THB35), lalu sekitar jam 7 naik Grab Car lagi (THB88) menuju Mo Chit Bus Terminal.

Pillow & Bread Hostel di Bangkok

Untuk menuju ke kota Pak Chong, pertama-tama pas di terminal kita cari loket no. 49. Disini jual tiket bus menuju Nakornratchasima. Beli tiket disini seharga THB 133 atau sekitar 60 ribu rupiah. Setelah itu tinggal turun aja menuju peron keberangkatan, cari bus sesuai nomor yang tertera di tiket, lalu duduk manis bebas dimana saja karena tidak ada nomor kursinya.

Beli tiket di loket 49

Ini tiketnya, 133 baht

Ini busnya

Perjalanan menuju Pak Chong ditempuh sekitar 3 jam. Karena tujuan akhir bus ini adalah di Nakornratchasima, sebisa mungkin sebelum berangkat bilang dulu ke kernet atau sopirnya kalo kita mau turun di Pak Chong. Jadi pas sampai di Pak Chong kita bakal dikasitau sama sopirnya dan disuruh turun.

Sesampainya di Pak Chong kita bakal diturunin di pinggir jalan raya besar, di kios loket bus pinggir jalan gitu. Nah, waktu itu karena kita gak tau lokasi hostelnya ada dimana dan seberapa jauh, jadi kita coba tanya-tanya ke orang yang ada disitu. Sialnya, mereka pada gak bisa bahasa Inggris. Jadi saya mulai nyalain aplikasi Google Translate (untukng udah download terjemahan bahasa Thailand) dan tanya ke bapak-bapak tua dimana lokasi stasiun kereta berada (karena hostel kami tempatnya deket stasiun). Ternyata deket. Tinggal nyeberang jalan lalu jalan kaki sekitar 10 menit udah nyampe.

Pas nyampe hostelnya, ternyata ownernya lagi keluar. Jadi kami nunggu lumayan lama juga di lobbynya. Tapi ownernya ramah banget. Kami juga berencana sewa motor selama 24 jam (biaya sewanya THB300 udah termasuk 2 buah helm), lalu ownernya ngasi kami catatan cara menuju ke tempat-tempat menarik di Pak Chong.



Pallet Hostel, ada informasi wisata di lobbynya

Denah simple kota Pak Choi

Kelar check in (USD8/orang), bebersih dan sewa motor, kami mulai petualangan hari pertama di Pak Chong. Tujuan pertama adalah: makan. Di deket hostel ada rumah makan yang jual semacam nasi campur gitu (non-halal). Dan karena udah laper banget, kami asal aja mampir makan disitu. Diluar dugaan, rasanya ueenaakkk banget. Sumpah. Di Indonesia gak ada nasi campur seenak itu. Dan harganya super murah, cuma THB40/porsi. Unch unch.

uwenakk polll

Kelar makan, kami lanjut naik motor ke Primo Piazza, salah satu tempat wisata bernuansa Eropa gitu. Untuk menuju kesana gampang, tinggal buka Google Maps. Perjalanannya sendiri butuh waktu sekitar 1 jam naik motor. Cukup jauh sih karena disini tempat wisatanya terkonsentrasi di daerah Khao Yai, lumayan jauh dari pusat kota Pak Chong. Ibarat jalan-jalan ke puncak, ini kita nginepnya di Bogor gitu. Oiya, kalo nyetir disini musti ngebut, karena jalan rayanya mirip kayak di jalan tol (lebar dan panjang, jadi mobil banyak yang ngebut). Agak ngeri juga sih nyetir motor matic disini.

Jalan menuju daerah Khao Yai (ini udah ngelewatin jalan gede yang mirip jalan tol itu, jadi jalanannya lebih kecil)



Nyampe di Primo Piazza, beli tiket THB100 (mahal juga ya). Disini kebanyakan cuma spot foto sih. Banyak bangunan Eropa bergaya Italia kuno. Ada padang rumput dan kebun bunga juga. Di tengan padang rumput ada bangunan besar sebagai kandang merino, keledai dan alpaca. Disini kita bisa ngasi makan mereka (tentu saja makanannya bayar). Di jam tertentu, mereka akan dilepas di padang rumput buat cari makan sendiri.



Untuk masalah makan jangan kuatir. Di Primo Piazza ada restoran, kafe, hingga ice cream shop. Meskipun, tentu saja, harganya lumaya mahal. Maklum tempat wisata.





Primo Piazza

Malam harinya, kami hunting street food di Pak Chong Night Market. Lokasinya deket dari hostel, tapi kami naik motor aja karena ternyata parkir motor disini gratis. Night marketnya ternyata ada 2 bagian. Di area yang lebih modern ada di sisi sebelah kanan dari arah hostel. Lebih banyak jual pernak-pernik dan oleh-oleh. Pedagangnya juga kebanyakan anak muda. Street foodnya juga lebih banyak makanan universal. Enaknya disini tempatnya bersih dan juga ada live music di depan taman tempat buat makan-makannya.


Pak Chong Night Market

Sementara di sisi kiri dari arah hostel, ada 1 night market lagi yang lebih tradisional. Pedagangnya kebanyakan orang tua, banyak jual makanan tradisional, dan harganya murah-murah. Tapi disini gak sebersih yang disana sih. Kami pun nyicip makan di salah satu kedai makanan disini. Saya pesen 1 porsi mie (non-halal lagi) dengan harga THB45. Surprisingly, mienya super enakk. Kata ibu penjualnya, itu mienya dia bikin sendiri, bukan beli jadi. Dagingnya juga empuk, gurih, dan banyak. Duh, bikin betah deh kulineran di Thailand.

Ini juga uwenakkk

Oke, segitu saja di hari ini. Karena kelar makan kami langsung balik ke hostel dan santai-santai aja, maklum semalem kurang tidur.

Pengeluaran hari ke-5
Grabcar ke hostel : THB225 = IDR101.000/2 = IDR50.500
Pillow & Bread Hostel Bangkok : USD7/orang = IDR100.000
Makan malam sevel : THB35 = IDR16.000
Sarapan sevel : THB35 = IDR16.000
Grab ke Mo Chit Terminal : THB88 = IDR40.000/2 = IDR20.000
Tiket ke Pak Chong : THB133 = IDR60.000
Pallet Hostel Pak Chong : USD8 = IDR114.000
Sewa motor : THB300 = IDR135.000/2 = IDR67.500
Makan siang : THB40 = IDR18.000
Tiket Primo Piazza : THB100 = IDR45.000
Makan malam : THB45 = IDR20.000

Total : IDR527.000

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Terus baliknya gimana kak dari Pak Chong? Naik bus darimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naek busnya dari spot yang sama waktu kita nyampe kak^^

      Hapus
    2. permisi mau tanya.. kalo sewa motornya dimana yah ka?

      Hapus
  3. hi kak mau nanya soal motoran di khao yai.. aman gak sih buat cwek?soalnya saya cm berdua sama teman.. terus kalo motoran disana perlu sim international gak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aman sentosa kok. Yang penting lancar nyetir motor. Santuy aja.
      Naek motor di Thailand juga ga perlu sim international karena kita masih sesama negara ASEAN.
      Semoga membantuy ^^

      Hapus
  4. Kak maaf mau tanya, kalau jadwal keberangkatan bus nya gimana ya? Soalny saya mau trip juga pakai bus takut ketinggalan bus , mohon infonya ya kak 🙏🏻

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Naik Bus dari Singapore ke Melaka

Lagi jalan-jalan di Singapore lalu tiba-tiba bingung ga tau mau kemana karena saking kecilnya negara itu? Mending ke Melaka aja! Melaka adalah salah satu Heritage City di Malaysia. Lokasinya ga terlalu jauh dari Singapore. Pagi berangkat, siang udah nyampe. Naik apa? Naik bus aja yang murah meriah hore. Caranya gimana? Tenang, saya jelasin caranya step by step. Cara paling mudah adalah naik bus langsung dari Singapore ke Melaka. Tapi karena blog ini isinya traveling murah, jadi saya jelasin cara murahnya, tapi tetep nyaman. Pertama, kita naik MRT ke Bugis Station. Dari stasiun keluar aja nyeberang Victoria Street sampai ketemu Bugis Street. Sampai ujung setelah keluar dari Bugis Street, jalan aja ke arah kanan menyusuri Queen Street. Setelah melewati 2x lampu merah, akan ada satu pelataran tempat bus-bus parkir di sebelah kiri jalan. Naik aja ke bus Causeway Link jurusan JB Sentral (Johor Bahru Sentral) dengan bayar tiket SGD3,3. Sebenarnya kita bisa naik bus kota biasa dengan n

Rincian Biaya Trekking Annapurna Base Camp - Himalaya - Nepal

Total trip kami ke Nepal adalah 11,5 hari, termasuk perjalanan dari Indonesia ke Nepal. Total waktu trekking kami adalah 6 hari, dimulai dari Syauli Bazaar sampai ke ABC dan berakhir di Mutkhu. Biaya yang kami keluarkan selama trip, saya coba jabarkan seingat saya, karena sewaktu trekking saya gak terlalu mikir masalah duit, karena badan udah capek banget jadi males mikir. Lha wong pas lagi seger aja saya males ngitung, apalagi pas klenger. Perhitungan biaya ini berdasarkan kurs pada saat kami kesana. Hari pertama: Jakarta - Kuala Lumpur Kathmandu Pengeluaran: 1. Makan siang romantis kere di KLIA sepiring berdua - MYR18 (Rp 32.000/orang) 2. VOA - USD25 (Rp 345.000) 3. Taxi ke NTB - NPR700 dibagi 2 (Rp42.000/orang) 4. Biaya2 bikin permit - kurleb Rp550.000/orang 5. Penginapan di Thamel - USD13/room (Rp90.000/orang) 6. Makan malam di Thamel - kurleb Rp75.000/orang Total pengeluaran hari pertama : Rp1.134.000/orang Hari kedua: Kathmandu - Pokhara Pengeluaran: 1. Tiket