Langsung ke konten utama

Tips Memilih Kamera Mirrorless Second untuk Traveling

Salah satu benda yang wajib dibawa waktu lagi traveling adalah: tustel a.k.a kamera. Dulu saya kalo traveling bawa kamera DSLR dengan gaban segede lensa. Meskipun hasil fotonya emang bagus, tapi bikin pundak pegel karena kelamaan gendong kamera yang beratnya bisa mencapai 1,5-2kg. Jadi akhirnya saya beralih ke kamera bebas cermin alias mirrorless.


Kamera mirrorless memiliki keunggulan dibandingkan DSLR dari segi ukurannya yang lebih kompak, meskipun ukuran sensornya bisa menyamai sensor DSLR. Sebagai traveler kere, tentunya lebih menyehatkan kalo kita cari kamera second aja biar lebih murah. Nah, sekarang gimana caranya memilih kamera mirrorless second yang mumpuni buat pelancong beraktivitas sehari-hari? Berikut beberapa tipsnya ala Bokekpacker:

1. Perhatikan ukuran body dan sensor
Semakin kecil dan ringan bodynya, maka bakal semakin memudahkan kita saat traveling. Selain itu, perhatikan juga ukuran sensornya. Semakin besar ukuran sensornya, maka semakin baik kemampuannya dalam menangkap cahaya. Yang artinya, noise saat kondisi low-light bisa semakin diminimalisir. Sebagai mantan pengguna DSLR, saya merekomendasikan kamera dengan sensor APS-C seperti Sony A6000 atau Fujifilm A1 yang harga secondnya sekarang sekitar 3-4 juta. Untuk kamera dengan sensor full frame seperti Sony A7, meskipun kualitas fotonya superb tapi saya kurang merekomendasikannya karena ukuran body kameranya juga ikut membengkak. Kamera pro seperti ini mending buat cari duit aja seperti foto prewed atau wedding. Kalo buat traveling, sensor APS-C sudah sangat mencukupi.

2. Perhatikan lensa bawaan yang dijual
Untuk hasil terbaik memang lebih baik menggunakan lensa fix. Tapi demi fleksibilitas saat traveling, lensa zoom kit bawaan juga sudah cukup. Biasanya untuk kamera versi pemula dipaketkan dengan lensa 16-50mm atau 18-55mm yang sudah mumpuni buat motret pemandangan atau portrait.

3. Usahakan COD
COD alias Cash on Delivery memastikan kita bisa mengecek semua kondisi kamera yang bakal kita beli. Cek apakah ada jamur, kabut, atau lecet di optik lensa dan di sensornya. Kalo ada penyakit tersebut, selama tidak mempengaruhi hasil foto, tidak apa-apa dibeli tapi tawar aja yang sadis. Tapi kalo penyakit tersebut sudah mempengaruhi hasil foto, mending cari lapak yang lain.

4. Cek batere dan kelengkapan
Namanya kamera second, apalagi yang umurnya sudah bertahun-tahun, pasti baterenya ada kemungkinan sudah tidak seawet pada saat pertama kali beli. Yang penting coba saja cek fisik baterenya, asal tidak kembung seharusnya sudah cukup aman. Pertimbangkan juga harga baterenya, karena untuk kamera mirrorless ketahanan baterenya tidaklah sebaik DSLR, jadi kalo mau traveling pastikan kita membawa 1 atau 2 batere cadangan biar gak kehabisa batere di tengah jalan. Kelengkapan lainnya seperti box, charger, dll juga cek fungsinya masing-masing. Jangan beli kamera batangan yang mencurigakan, takutnya barang curian. Jangan sampe kita mau seneng-seneng eh malah dituduh jadi penadah.

5. Rekomendasi Mirrorless sesuai budget
Lalu kamera apa yang cucok buat traveling? Berikut saya coba kasi beberapa rekomendasi sesuai budget:
  • 1-2 juta rupiah. Untuk rentang harga ini ada kamera mirrorless dengan ukuran sensor micro 4/3 dari Olympus. Misalnya Olympus E-PL1. Kamera ini emang ukuran sensornya tidak sebesar APS-C, tapi hasil fotonya sudah cukup bagus untuk kamera dengan harga segini. Masih lebih baik dibandingkan kamera hape. Kelemahannya, kualitas resolusi LCDnya masih kurang bagus karena kamera ini sudah lumayan lama juga umurnya. 
  • 2-4 juta rupiah. Di rentang harga ini sudah cukup banyak variasinya dengan ukuran sensor APS-C. Saya merekomendasikan Fujifilm X-E1 yang harga secondnya saat ini sekitar 2,5-3 juta untuk body only. Kamera ini sudah memiliki sensor Fuji X-Trans yang sama dengan kamera Fujifilm XPro yang harganya belasan juta. Sensor ini terkenal memiliki tone warna khas Fuji dan mampu meminimalisir noise pada ISO tinggi. Harga lensanya sendiri tergantung kebutuhan, namun untuk lensa manual bisa ditebus dengan harga di bawah 1 juta rupiah. Jika ingin lensa kit standar Fujinon 16-50mm biasanya dijual dengan harga second di kisaran 1,5-2 juta rupiah. Selain itu, ada juga Canon EOS M generasi pertama yang harga second plus lensa kit sekitar 3-4 juta. 
  • 4-7 juta rupiah. Jika memiliki budget segini dan doyan selfie saat traveling, saya merekomendasikan Fujifilm X-A10 atau X-A2. Karena meskipun sensornya tidak menggunakan sensor X-Trans, namun LCDnya bisa dilipat sehingga memudahkan saat ingin selfie/wefie. Kamera ini juga sudah memiliki WiFi untuk transfer foto langsung ke smartphone. 
  • Di atas 7 juta. Kalo budget kalian sudah diatas 7 juta, lebih baik membeli Sony A7 mark I karena sensornya sudah full frame. Dengan harga second sekitar 8 juta kita sudah bisa menikmati semua kelebihan sensor full frame. Tapi pertimbangkan juga untuk lensanya, karena lensa full frame biasanya lebih mahal. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Naik Bus dari Bangkok ke Pak Chong (Khao Yai National Park) - Backpackeran Keliling 3 Negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand) 8 hari - Part 5

Sekitar jam 23:00 kami mendarat di Bangkok. Airport bus jam segitu udah gak ada, jadi kami terpaksa naik Grab Car meskipun lebih mahal. Meskipun udah tengah malam, kami memutuskan buat nginep di hostel di dekat Mo Chit bus terminal karen besok pagi kami mau langsung cabut naik bus menuju ke kota Pak Chong. Pak Chong ini adalah kota kecil sekitar 3 jam dari Bangkok, mirip kayak Puncak kalo di Jakarta. Ada apa saja di Pak Chong? Destinasi utamanya sih Khao Yai National Park, taman nasional yang guede dan luas banget. Ada air terjun, satwa liar, danau, gajah, rusa, monyet, dan lain-lain. Selain itu di Pak Chong juga banyak tempat wisata yang mirip-mirip di Puncak gitu. Ada resort bertema Eropa, kafe-kafe gaul, dan cem macem lainnya. Kami nyampe hostel di Bangkok sekitar jam setengah 1 malam. Langsung check ini (USD7/orang), bersih-bersih, lalu karena kelaparan saya pun langsung melipir beli rice box (THB35) di sevel seberang hostel. Setelahnya langsung istirahat, tidur yang cu

Mencoba Onsen, Pemandian Air Panas di Jepang - Mandi Bareng Rame-rame

Onsen, atau pemandian air panas, adalah salah satu budaya masyarakat Jepang. Mereka sepertinya hobi banget berendam air panas di onsen ini. Dan uniknya, tidak seperti masyarakat kita yang berendam di pemandian air panas menggunakan pakaian renang, masyarakat Jepang berendam air panas tanpa menggunakan apa-apa. Polos. Rame-rame bareng orang lain yang kenal maupun yang gak kenal. Absurd pokoknya. Saat backpackeran ke Jepang tahun lalu, saya berkesempatan mencoba pengalaman unik dan nyeremin ini. Kenapa nyeremin? Karena pemandian cowok dan cewek dipisah, jadi saya musti bugi bareng pria pria lainnya. Ohmaigod.... Ceritanya, saya booking penginapan di salah satu hotel kapsul di Tokyo. Namanya Asakusa Riverside Capsule. Lokasinya sih bagus, strategis banget. Tepat di samping sungai dan dekat pintu keluar stasiun Asakusa. Dari awal booking sih saya udah tau kalo hotel kapsul kamar mandinya sharing, tapi saya gak nyangka ternyata sharingnya model onsen Jepang mandi bebarengan begini.

Cara Menuju Sokcho dari Seoul

Annyeonghaseyo. Seoul yang merupakan ibukota negara Korea Selatan adalah kota tujuan utama traveler dari Indonesia. Tapi sebenarnya ada 1 kota kecil nan indah yang lokasinya tidak jauh dari Seoul. Berada di kaki pegunungan Seoraksan yang sangat indah serta memiliki pantai yang cantik, kita bisa menghabiskan waktu di laut dan gunung sekaligus pada hari yang sama. Kota itu bernama Sokcho. Seoraksan National Park How? Kalo dari Seoul, cara termudah menuju Sokcho adalah naik bus. Kita bisa langsung beli tiket bus menuju Sokcho di Dong Seoul Bus Terminal. Dari bandara Incheon, jika naik Seoul Metro (MRTnya Seoul) kita tinggal menuju ke Gangbyeon Station. Nah, Dong Seoul Bus Terminal ini lokasinya tepat di seberang station ini. Bangunannya gede, gak kayak terminal bus di Indonesia, jadi pas pertama kali kesana saya sempet nyasar juga. Tapi saya kasi liat fotonya disini biar lebih jelas yang mana bangunannya. Dong Seoul Bus Terminal Masuk ke gedung terminalnya, kita langsung ke