Langsung ke konten utama

Japan Trip Day 2 : Haneda - Shinjuku - Shibuya - Asakusa - Akihabara

2.1 Airport
Pukul 5.30 waktu setempat saya terbangun dari tempat tidur saya di kursi Haneda Airport. Sambil mengumpulkan nyawa yang masih tercecer, saya membereskan tas saya lalu kami berkumpul untuk bersiap-siap. Berhubung disini tidak ada shower room gratisan, jadi pagi ini kami kembali skip acara mandi. Untungnya hawanya masih dingin, jadi tidak terlalu jadi masalah. Kami hanya numpang cuci muka, buang air dan sikat gigi saja di toilet bandara. Pukul 6.30 kami turun ke lantai 1 untuk mengambil WiFi Router yang sebelumnya telah kami booking online dari Indonesia. Kami menggunakan jasa WiFi Router Rental yang bernama Ninja WiFi. Pembayarannya melalui credit card langsung melalui situsnya, sehingga saat tiba disini kami tinggal menunjukkan bukti pemesanannya saja untuk melakukan pengambilan di counternya di Haneda. Counternya buka pada pukul 6.30. Saat kami tiba di counternya, ternyata sudah ada beberapa orang yang antri di depannya. Kami menunggu selama sekitar 15 menit untuk mengambil router kami. Coba-coba sebentar, kecepatannya cukup kencang juga. Dicek pake SpeedTest mencapai sekitar 40 Mbps, dan saat kami gunakan selama di Jepang juga koneksinya sangat stabil. Sepertinya tidak ada batasan kuota disini, karena intensitas penggunaan internet kami cukup tinggi selama seharian, namun sampai malam juga koneksinya masih kencang dan stabil. Jika ingin menyewa melalui Ninja WiFi bisa langsung menuju websitenya di www

Setelah mendapatkan router untuk terus eksis, kami beranjak menuju counter Keikyu Line di sebelahnya. Keikyu ini adalah operator kereta yang melayani trek menuju Haneda menuju stasiun-stasiun di sekitarnya. Tujuan pertama kami adalah menuju ke Shinjuku untuk membeli tiket bus menuju Kawaguchiko esok hari. Setelah tanya-tanya pada petugas di Keikyu Information, kami memutuskan untuk membeli tiket Keikyu include Subway 2 Days Pass. Tiket 2 Days Pass ini bisa digunakan di semua jalur kereta Tokyo selama 2 hari sepuasnya, kecuali di JR Line. Harganya JPY 1600.

Berbekal tiket tersebut, kami lalu menuju Shinjuku Station. Perjalanan menuju Shinjuku kami tempuh selama sekitar 1,5 jam sudah termasuk nyasar. Bagi yang baru pernah naik MRT di Singapore, jangan bayangkan perjalanan naik kereta di Jepang akan semudah itu. Begitu banyak Line yang bercabang-cabang dan banyaknya operator kereta yang berlainan akan sedikit menyulitkan bagi yang pertama kali mencobanya. Tapi setelah seharian nyasar, insting kami pun lama-lama muncul dengan sendirinya. Jika bingung, masih ada petugas di setiap station yang akan siap membantu dengan senang hati. Jika bertemu petugas yang tidak paham bahasa Inggris, jangan khawatir. Sebutkan saja nama station tujuan kamu, si petugas pasti sudah paham dan akan segera menuntun kamu ke jalan yang benar.


2.2 Shinjuku
Sesampainya di Shinjuku Station, kami segera naik keluar dari station untuk menikmati sejuknya udara Tokyo. Maklum dari kemarin baru ngerasain di dalam bangunan dan kereta aja. Pagi itu ternyata cukup sejuk. Suhu udara sekitar 14 derajat celcius. Enak buat jalan-jalan santai. Trotoarnya bersih dan bangunan-bangunannya Jepang banget, bikin kami jadi lama kebanyakan foto-foto narsis dulu. Kelar foto-foto, kami jalan lurus ke arah kiri dari pintu keluar station untuk menuju Odakyu Departement Store (kalo di Jepang disebutnya Depato). Di dalam Odakyu Depato ini ada counter Odakyu Sightseeing Service Centre yang melayani penjualan tiket bus untuk ke Kawaguchiko. Kami sempat nyasar dan bertanya beberapa kali pada orang yang lewat, namun akhirnya kami menemukannya setelah diantar oleh seorang cleaning service yang sangat bersemangat membantu. Lokasi Odakyu Sightseeing Service Centre ini berada di bangunan sebelah kiri Odakyu.


Shinjuku


Di Odakyu Sightseeing Service Centre antriannya sudah cukup panjang. Kami antri hampir setengah jam. Sialnya, tiket ke Kawaguchiko untuk keberangkatan besok pagi sudah habis. Yang tersisa hanya keberangkatan pukul 10.40. Apa boeh buat, daripada jauh-jauh ke Jepang tapi tidak bisa melihat Gunung Fuji, akhirnya kami ambil jam keberangkatan tersebut. Untuk kepulangannya dari Kawaguchiko ke Tokyo kami mengambil jadwal pukul 17.10. Sepertinya 4 jam sudah cukup untuk menikmati Gunung Fuji dan berjalan-jalan di kawasan Kawaguchiko.

Setelah berhasil mendapatkan tiket ke Kawaguchiko, kami mempunyai misi baru: cari makan. Di Shinjuku cukup banyak tempat makan, namun beberapa masih ada yang tutup. Akhirnya kami menemukan satu tempat makan di bagian dalam Shinjuku Station yang menjual menu aneka kare Jepang. Disini cara pesan makanannya menggunakan mesin pemesanan yang ada di bagian depan toko. Caranya, pertama kita pilih menu yang akan kita pesan. Masukkan uang senilai harga menu tersebut ke mesin, lalu tekan tombol menu tersebut. Selanjutnya akan keluar secarik kertas untuk mengambil makanan yang kita pesan. Tukarkan kertas tersebut kepada petugas di dalam dengan makanan kamu. Praktis dan unik banget. Karena ngirit, kami hanya pesan menu yang paling murah seharga JPY 280, nasi kare dengan sosis dan telur rebus. Porsinya cukup lah, tapi sepertinya ini menu untuk anak-anak karena bila dibandingkan dengan pesanan orang lain di samping kita, porsinya kalah banyak. Tapi rasanya cukup enak. Nasinya enak, beda dengan nasi Indonesia, nasi Jepang lebih lengket satu dengan yang lain.


Seusai makan kami melanjutkan langkah kami menuju peron kereta menuju tujuan kami berikutnya: Harajuku. Nah, ternyata cara tercepat dari Shinjuku menuju Harajuku adalah menggunakan kereta JR Line. Berhubung tiket 2 Day Pass kami tidak mencakup JR Line, maka kami mencari jalan memutar menggunakan TOEI Line supaya kami tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. Sialnya, karena baru hari pertama dan kami belum mahir membaca peta jalur kereta Tokyo, kami sempat nyasar dan berhenti di stasiun yang salah. Akibatnya kami menghabiskan waktu hampir 2 jam muter-muter di kereta. Akhirnya kami menemukan jalur yang menuju ke Shibuya Station. Dan karena kami tidak mau buang-buang waktu lagi mencari jalan ke Harajuku, kami memutuskan untuk skip Harajuku dan menuju ke Shibuya.


2.3 Shibuya
Seperti yang sudah saya duga, Shibuya di hari Minggu sangatlah ramai. Namun hal ini justru bagus, karena kami jadi bisa merasakan pengalaman nyeberang jalan di Shibuya Crossing yang terkenal. Kami bertemu beberapa cewek Jepang dengan dandanan yang cukup ekstrim, ada juga yang bergaya ganguro style dengan kulitnya yang sengaja dibikin kecoklat-coklatan. Setelah beberapa kali menyeberang jalan di jalan yang sama sambil foto-foto, kami melangkahkan kaki menuju deretan pertokoan di samping Mall 109 Men's. Deretan pertokoan disini menjual barang-barang beraneka merk yang terkenal. Kami menghabiskan siang hari disini memasuki beberapa toko fashion, Apple Store, Disney Store, Mall 109 dan sebagainya.

Saat hari menjelang sore, kami kembali ke Shibuya Crossing untuk menuju ke tempat dimana patung Hachiko berada. Belum tahu Hachiko? Hachiko ini adalah salah satu anjing yang mengajarkan tentang arti kesetiaan. Pada sekitar tahun 1925, Hachiko yang dipelihara oleh seorang profesor universitas bernama Hidesaburo Ueno setiap harinya selalu setia mengantarkan sang profesor berangkat kerja ke Stasiun Shibuya. Begitu juga saat sore hari, Hachiko selalu menjemput sang profesor di depan Stasiun. Ia sudah hafal jam kedatangan sang profesor sehingga ia selalu menunggunya di depan pintu stasiun setiap sore. Suatu hari, sang profesor mendadak meninggal karena penyakit jantungnya pada saat mengajar. Nah, Hachiko yang tidak paham akan hal ini pun kebingungan. Namun, meskipun sang profesor tidak datang, keesokan harinya ia selalu menunggu sang profesor pulang di depan stasiun, setiap hari, selama 20 tahun berikutnya, menanti sang profesor yang tidak akan pernah pulang. Kisah tentang Hachiko ini menjadi terkenal di Tokyo sehingga seorang seniman membuat patung untuk mengenang sosok Hachiko. Hingga saat ini, patung Hachiko menjadi salah satu landmark paling terkenal di Shibuya. Belum mampir ke Shibuya kalau belum ziarah ke patung ini, hehe.

Abis foto-foto bareng hachiko, kami mampir makan siang di Yoshinoya yang letaknya di seberang mall 109. Disini ada menu dengan daging pork jadi buat temen2 yang muslim disarankan tidak makan Yoshinoya disini ya. Mending makan di Indonesia aja hehe. Tapi buat yang non muslim, saya sarankan buat nyobain makan disini terutama yang pork. Enak banget! Harga per porsi sekitar 400 yen. Disini ada kejadian yang cukup menarik buat saya. Seperti yang sudah kita ketahui, di Jepang terutama Tokyo, karena luas tanah yang terbatas maka luas bangunan menjadi kecil-kecil. Begitu pula dengan Yoshinoya disini. Karena sempit dan jumlah kursinya terbatas, maka saat kami makan ada beberapa anak muda yang mengantri berdiri di belakang kami. Nah, saat kami sudah selesai makan dan mangkuk sudah dibereskan, kami pun berdiri dan otomatis kursi kami kosong. Tapi anak-anak muda itu ternyata ga langsung duduk di kursi kosong tersebut loh. Setelah dipersilakan duduk oleh petugasnya Yoshinoya, baru mereka duduk. Sopan banget ya kayaknya.



Yoshinoya dengan daging B2


2.4 Asakusa
Dari Shibuya, karena sudah sore kami memutuskan untuk check in terlebih dulu di hotel yang sebelumnya sudah kami booking lewat www.booking.com. Hotel kami terletak di daerah Asakusa. Dari Shibuya kami kembali naik kereta untuk menuju Asakusa Station. Disini akses keretanya tidak terlalu susah karena tidak harus melalui JR Line. Namun untuk menuju Asakusa jaraknya lumayan jauh karena terletak di bagian kota yang berbeda. Sekitar 1 jam perjalanan kami butuhkan dari Shibuya untuk menuju Asakusa.


Sumida River


Keluar dari Asakusa Station, kami disambut pemandangan indah Sumida River dan icon Asahi Building yang terkenal. Kami santai sejenak menikmati angin sore di Sumida River sebelum akhirnya melangkahkan kaki menuju Asakusa Riverside Capsule Hotel yang letaknya dekat sekali dengan pintu keluar Asakusa Station. Hotel pertama kami ini adalah capsule hotel, yang tidurnya per orang masuk ke dalam sebuah "kapsul" mirip seperti di lemari penyimpanan mayat namun dengan ukuran yang lebih besar sehingga masih nyaman untuk dipakai istirahat. Kapsul hotel ini adalah salah satu hal unik lainnya di Jepang, sehingga kami tidak melewatkan pengalaman otentik ini. Kebanyakan hotel kapsul hanya khusus untuk pria. Namun disini juga menyediakan kamar untuk wanita yang letak lantainya terpisah dari area kamar untuk pria. Yang sedikit bikin risih disini adalah kamar mandinya, karena menerapkan sistem komunal, yaitu mandi bersama-sama, dengan polos, tanpa boleh mengenakan sehelai benang pun. Untungnya (atau sial?) area pria dan wanita dipisah sehingga masih bisa mandi dengan aman. Karena tidak terbiasa mandi dengan cara Jepang ini, kami pun mandi asal saja dengan buru-buru. Setelahnya kami istirahat sebentar sampai pukul 17.00 waktu setempat, untuk selanjutnya menuju ke Akihabara.



Pemandangan Sumida River dari rooftop hotel capsule kami


2.5 Akihabara
Badan udah seger setelah mandi dan istirahat, lalu kami bergegas menuju distrik Akihabara untuk jalan-jalan sekaligus cari makan. Dari Asakusa memerlukan waktu sekitar setengah jam naik kereta untuk mencapai Akihabara. Di Akihabara stasiunnya ternyata sangat luas jadi kami sempat bingung mau keluar lewat mana. Tujuan pertama saya disini adalah menuju ke AKB48 Cafe dan Gundam Cafe untuk beli barang titipan temen. Buka Google Maps, ternyata exitnya cukup jauh dari tempat kami sekarang. Tapi setelah dijalani ternyata gak terlalu jauh kok. Beberapa toko kecil di pinggir jalan sudah bersiap-siap tutup waktu kami lewati. Aneh juga padahal masih jam segini.

AKB48 Cafe dan Gundam Cafe letaknya bersebelahan. Di depannya ada lapangan kecil yang waktu itu ada band yang sedang melakukan street performance. Lagunya bagus sih meskipun ga ngerti apa artinya. Abis nonton band kami lanjut ke AKB48 Cafe. Disini adalah pusatnya idol group AKB48. Ada theater, cafe, toko souvenir dll. Buat para wota pasti langsung orgasm kalo kesini 😂. Saya beli souvenir kecil buat temen di Indonesia yang ngefans ama mereka. Abis itu mampir ke toko Gundam di sebelahnya buat beli souvenir juga. Ini semua barang titipan jadi ga saya masukkan ke cost ya.



Eikeibi Fotieto oioioi!


Dari situ kami lanjut ke area yang banyak toko-toko besar dengan lampu kerlap kerlip. Ada Sega game centre yang luas banget dan terdiri dari beberapa lantai. Lalu ada maid cafe juga dengan seorang cewek kawaii berdandan ala maid yang berdiri di depan cafenya mencoba menarik customer dengan gaya-gayanya yang super kawaii. Di sebelah maid cafe tersebut ada warung ramen kecil yang harganya cukup murah. Karena udah lapar kami memutuskan mencoba makan ramen disitu. Yang saya pesan harganya cuma 430 yen padahal dagingnya pake pork dan porsinya besar. Cara pesannya sama dengan yang tadi siang. Rasanya kalo dibandingkan dengan restoran ramen di Mall-mall Jakarta yang harganya bisa 2x lipatnya malah jauh lebih enak yang ini. Bumbunya, kuahnya, tekstur mienya, dagingnya, semua ya maknyus. O iya, di mayoritas tempat makan di Jepang kalo kita makan sudah ada free drink yang bisa direfill. Biasanya kalo enggak ocha dingin ya air putih dingin. Jadi ngirit ga perlu beli minum.



Ramen mantapp


Abis makan kami lanjut muterin area Akihabara. Masuk ke Sega game centre, di lantai pertama dan kedua full oleh mainan ufo catcher yang pilihan hadiahnya keren-keren. Mulai dari action figure sampai boneka-boneka lucu ada semua. Sekali main tarifnya antara 100-200 yen. Disini juga kabarnya ada toilet yang dilengkapi dengan game. Tapi pas disana saya malah lupa masuk ke toiletnya. Mungkin next time deh kalo kesana lagi hahaha.

Di samping Sega game centre masih banyak lagi toko yang menjual macam-macam elektronik, game, anime, mainan dll. Surga banget buat para game centre lain juga yang permainannya ga kalah keren. Kami muter-muter disana sekitar 1 jam, lalu balik lagi ke arah stasiun. Di sebelah stasiun ada sebuah toko elektronik yang besar banget bernama Yodobashi Camera. Bukan cuma jualan kamera, disini segala macam barang elektronik ada lengkap banget. Semacam electronic solution versi raksasa dengan variasi barang yang juauuh lebih banyakk. Mulai dari barang elektronik kuno sampai yang futuristic ada disini. Ada juga lamtai khusus mainan. Totalnya kalo ga salah ada 8 lantai yang masing-masing lantai kategorinya beda-beda. disini kami juga muter-muter sekitar 1 jam.


Sudah jam 10 malam, kami kembali ke stasiun untuk balik ke hotel. Besok kami akan menuju Kawaguchiko untuk melihat Gunung Fuji, tapi sebelumnya kami akan mampir dulu ke Sensoji Temple di dekat hotel. Jadi kami harus tidur lebih awal agar besok bisa bangun pagi. Begitu nyampe Asakusa, kami mampir sebentar ke mini market di dekat hotel untuk beli air mineral karena di hotel tidak menyediakan air gratis. Harganya cukup murah karena waktu itu ada yang diskon. Kalo ga salah sekitar 110 yen untuk ukuran yang 1,5L. Dari situ kami kembali ke hotel untuk beristirahat.


Asakusa



Pengeluaran hari kedua:
Tokyo 2 Days Pass : 1200 yen
Tiket bus Kawaguchiko pp : 3400 yen

Makan siang kare : 280 yen
Makan sore Yoshinoya : 380 yen
Bayar hotel : 2250 yen
Makan malam ramen : 430 yen
Total : 7940 yen


Cek video traveling Tokyo disini

Hari ke3 klik disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Naik Bus dari Bangkok ke Pak Chong (Khao Yai National Park) - Backpackeran Keliling 3 Negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand) 8 hari - Part 5

Sekitar jam 23:00 kami mendarat di Bangkok. Airport bus jam segitu udah gak ada, jadi kami terpaksa naik Grab Car meskipun lebih mahal. Meskipun udah tengah malam, kami memutuskan buat nginep di hostel di dekat Mo Chit bus terminal karen besok pagi kami mau langsung cabut naik bus menuju ke kota Pak Chong. Pak Chong ini adalah kota kecil sekitar 3 jam dari Bangkok, mirip kayak Puncak kalo di Jakarta. Ada apa saja di Pak Chong? Destinasi utamanya sih Khao Yai National Park, taman nasional yang guede dan luas banget. Ada air terjun, satwa liar, danau, gajah, rusa, monyet, dan lain-lain. Selain itu di Pak Chong juga banyak tempat wisata yang mirip-mirip di Puncak gitu. Ada resort bertema Eropa, kafe-kafe gaul, dan cem macem lainnya. Kami nyampe hostel di Bangkok sekitar jam setengah 1 malam. Langsung check ini (USD7/orang), bersih-bersih, lalu karena kelaparan saya pun langsung melipir beli rice box (THB35) di sevel seberang hostel. Setelahnya langsung istirahat, tidur yang cu

Mencoba Onsen, Pemandian Air Panas di Jepang - Mandi Bareng Rame-rame

Onsen, atau pemandian air panas, adalah salah satu budaya masyarakat Jepang. Mereka sepertinya hobi banget berendam air panas di onsen ini. Dan uniknya, tidak seperti masyarakat kita yang berendam di pemandian air panas menggunakan pakaian renang, masyarakat Jepang berendam air panas tanpa menggunakan apa-apa. Polos. Rame-rame bareng orang lain yang kenal maupun yang gak kenal. Absurd pokoknya. Saat backpackeran ke Jepang tahun lalu, saya berkesempatan mencoba pengalaman unik dan nyeremin ini. Kenapa nyeremin? Karena pemandian cowok dan cewek dipisah, jadi saya musti bugi bareng pria pria lainnya. Ohmaigod.... Ceritanya, saya booking penginapan di salah satu hotel kapsul di Tokyo. Namanya Asakusa Riverside Capsule. Lokasinya sih bagus, strategis banget. Tepat di samping sungai dan dekat pintu keluar stasiun Asakusa. Dari awal booking sih saya udah tau kalo hotel kapsul kamar mandinya sharing, tapi saya gak nyangka ternyata sharingnya model onsen Jepang mandi bebarengan begini.

Cara Menuju Sokcho dari Seoul

Annyeonghaseyo. Seoul yang merupakan ibukota negara Korea Selatan adalah kota tujuan utama traveler dari Indonesia. Tapi sebenarnya ada 1 kota kecil nan indah yang lokasinya tidak jauh dari Seoul. Berada di kaki pegunungan Seoraksan yang sangat indah serta memiliki pantai yang cantik, kita bisa menghabiskan waktu di laut dan gunung sekaligus pada hari yang sama. Kota itu bernama Sokcho. Seoraksan National Park How? Kalo dari Seoul, cara termudah menuju Sokcho adalah naik bus. Kita bisa langsung beli tiket bus menuju Sokcho di Dong Seoul Bus Terminal. Dari bandara Incheon, jika naik Seoul Metro (MRTnya Seoul) kita tinggal menuju ke Gangbyeon Station. Nah, Dong Seoul Bus Terminal ini lokasinya tepat di seberang station ini. Bangunannya gede, gak kayak terminal bus di Indonesia, jadi pas pertama kali kesana saya sempet nyasar juga. Tapi saya kasi liat fotonya disini biar lebih jelas yang mana bangunannya. Dong Seoul Bus Terminal Masuk ke gedung terminalnya, kita langsung ke