Langsung ke konten utama

Annapurna Base Camp Trek - Day 3 - Hari Pertama Trekking Langsung Nyasar



Namaste!

7 April 2018, hari pertama trekking dimulai hari ini.

Bangun jam 5.30 langsung mandi+ritual pagi hari, lanjut sarapan di Hotel Diplomat. Menu pagi ini simple breakfast berupa roti bakar pake selai, kentang goreng, telor orak arik, dan kopi susu. Harganya NPR 250 per porsi. Lumayan buat ganjel perut pagi-pagi. Jam 7 teng Mr. Arjun dan taksinya datang ke hotel jemput kami. Sebelumnya kami sempat menitipkan tas kresek besar ke orang hotel, berisi barang-barang yang gak diperlukan saat trekking. Biar tas lebih enteng. FYI di Nepal ini kita bisa nitip sebagian barang kita di hotel, asalkan setelah turun gunung nanti kita menginap lagi di hotel yang sama.

Sarapans

Perjalanan naik taksi menuju titik awal trekking ditempuh sekitar 2 jam. Taksi kami berhenti di Nayapul, yang bagi sebagian orang bisa dijadikan sebagai titik awal memulai trekking. Tapi kami lanjut lagi naik bus lokal mirip Kopaja yang mengantarkan kami sampai ke Syauli Bazaar, jadi lebih ngirit waktu dan tenaga. Naik bus ini bayar NPR 250 per orang. Di tengah jalan, bus akan berhenti sebentar di Birethanti untuk pengecekan trekking permit. Saat itu hujan lumayan deras, dan kernet busnya bantuin kami di pos pengecekannya, jadi kami gak perlu turun bus.

Peta rute menuju ABC

Taksi berhenti disini di Nayapul

Bus menuju Syauli Bazaar
Sampai di Syauli Bazaar, kami berhenti di depan sebuah tea house (guest house disini namanya tea house/lodge) dan kami mampir bentar buat makan siang. Disini kami ketemu 3 orang asal Vietnam yang sejalan dengan kami, Thanh, Thao, dan Kuk. Mereka juga menuju ABC, bedanya mereka ambil paket lengkap include Guide dan Porter, jadi kehidupan mereka selama trekking lebih terjamin. Kami makan dulu disini bareng mereka. Sementara mereka makan masing-masing 1 porsi, kami hanya pesan sepiring nasi goreng buat berdua. O iya disini porsi makanannya besar, jadi biar irit, kami sering pesen 1 porsi buat berdua.

Makan siang disini di Syauli Bazaar

Kelar makan sekitar jam 11, kami mulai jalan kaki. Tujuan akhir hari ini adalah Chomrong. Jadi kami mulai mengikuti petunjuk jalan yang ada. Trek awal masih berupa jalanan berdebu (yang untungnya karena abis ujan jadi debunya gak nongol) yang bisa dilewatin bus maupun jeep yang terlihat beberapa kali melintas. Ini kesalahan pertama kami. Harusnya kami bisa menumpang jeep saja biar lebih hemat waktu. Tapi waktu itu kami belom tau, jadi kami terus jalan kaki saja ngikutin rombongan Vietnam beserta guidenya. Tapi mereka jalannya lebih cepet daripada kami, jadi akhirnya lama kelamaan mereka pun hilang tak terlihat jauh di depan. Nah, masalah muncul begitu kami terpisah dari mereka. Awalnya kami mengikuti petunjuk jalan menuju Chomrong yang menyuruh kami mengambil jalan menurun menuju tepi sungai. Begitu sampai di bawah bukit, setelah menyusuri jalan kecil, kami bertemu persimpangan lagi yang salah satunya menuju atas. Salah satu trekker yang kami tanya mengatakan kalo Chomrong lewat atas, jadi kami ambil jalan menanjak dengan ribuan anak tangga menuju atas. Sesampainya di atas, ternyata kami ketemu jalan berdebu yang dilewatin jeep itu lagi. Hadeh, jadi daritadi cuman naik-turun.

Trek awal

Ketemu suspension bridge pertama
Udah turun disuruh naek lagi :(

Di pinggir jalan ada satu rumah makan. Kami numpang tanya ke orang lokal disitu, dan dia nunjukin kalo jalan tercepat menuju Chomrong adalah melewati jalan berdebu itu. Yaudah, kami nurut. Setelah 1 jam lebih melewati jalan penuh debu dan berkali-kali dilewatin jeep, kami diberitahu seorang pengendara motor kalo jalan yang kita lewatin itu bukanlah rute trekking, meskipun bisa menuju Chomrong. Yasudah akhirnya daripada balik ke tempat tadi, kami terus jalan aja. FYI trek berdebu ini gak enak banget buat trekking. Gersang, berdebu, penuh kerikil, dan gak jelas. Nyasar deh kita. Setengah jam kemudian kami sampai ke bagian atas bukit dengan jalanan yang masih berdebu. Kami istirahat sebentar disini sambil makan beng-beng.

Trek panjang melewati jalan berdebu jalur mobil jeep
Tiba-tiba ada 1 mobil jeep nyamperin kami, nawarin tumpangan sampai ke ujung jalan dengan biaya NPR 200. Cihuy! FYI daritadi kami gak ditawarin tumpangan oleh jeep yang lain karena semuanya full. Baru jeep satu ini yang agak lega. Jadilah kami melanjutkan perjalanan menuju ujung jalan berdebu menggunakan jeep, menuju ke tempat bernama Mutkhu. Di Mutkhu ini ternyata memang ada terminal jeep kecil. Trekker bisa langsung menuju Mutkhu menggunakan jeep (bahkan bisa langsung dari Pokhara) untuk memulai trekkingnya dari Mutkhu.

Ditawarin tumpangan jeep begitu nyampe titik ini

Kami nyampe Mutkhu udah lumayan sore, sekitar jam 3. dari Mutkhu diperlukan sekitar 1,5-2 jam trekking menuju ke Jhinu Danda, lalu dari Jhinu lanjut trekking lagi 1 jam sampai ke Chomrong. Tapi ternyata trek menuju Jhinu penuh dengan tangga curam menanjak, jadi setelah nyampe di Jhinu, badan pegel dan kaki sakit semua, kami memutuskan bermalam di Jhinu.

Trekking nanjak menuju Jhinu

Finally!

Di Jhinu ini ada hot spring alami. Tapi untuk menuju ke lokasi hot spring masih harus trekking lagi 15-20 menit. Karena udah capek banget, kami mandi di kamar mandi biasa aja. Jhinu ini ada di ketinggin 1750mdpl, so, disini airnya udah dingin banget. Mandi pun ala kadarnya aja yang penting basah. Kalo mau mandi hot shower sebenernya bisa, tapi bayar sekitar NPR100-150. Makan malam disini kami pesen 1 porsi berdua lagi. Menunya masih sama kayak tadi siang: nasi goreng. Kenapa nasi goreng lagi? Karena rasanya paling pas sama lidah orang Indonesia, dan porsinya banyak. Harganya juga masuk akal, sekitar NPR 35-4000 per porsi.

Kamar kami di Jhinu. NPR 200 per malam per kamar. Murah meriah hore!

View dari Jhinu: Mt. Annapurna South dan Mt. Hiunchuli

Abis makan dan bersih-bersih, sekitar jam 7 kami sudah masuk kamar karena di luar udaranya dingin banget. Sien langsung jadi kepompong masuk ke sleepong bagnya. Saya gak bawa sleeping bag, jadi saya meringkuk di balik selimut aja, yang untungnya tebel banget. Sekitar jam 8 kami udah molor saking capeknya. Total hari ini trekking sekitar 6 jam, mulai jam 11 siang sampai jam 5 sore. Besok bakal lebih capek lagi, karena trek menuju Chomrong meskipun cuma 1 jam tapi ternyata full tangga menanjak sampai puncak bukit. *#%$&!


Watch the video here:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Naik Bus dari Bangkok ke Pak Chong (Khao Yai National Park) - Backpackeran Keliling 3 Negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand) 8 hari - Part 5

Sekitar jam 23:00 kami mendarat di Bangkok. Airport bus jam segitu udah gak ada, jadi kami terpaksa naik Grab Car meskipun lebih mahal. Meskipun udah tengah malam, kami memutuskan buat nginep di hostel di dekat Mo Chit bus terminal karen besok pagi kami mau langsung cabut naik bus menuju ke kota Pak Chong. Pak Chong ini adalah kota kecil sekitar 3 jam dari Bangkok, mirip kayak Puncak kalo di Jakarta. Ada apa saja di Pak Chong? Destinasi utamanya sih Khao Yai National Park, taman nasional yang guede dan luas banget. Ada air terjun, satwa liar, danau, gajah, rusa, monyet, dan lain-lain. Selain itu di Pak Chong juga banyak tempat wisata yang mirip-mirip di Puncak gitu. Ada resort bertema Eropa, kafe-kafe gaul, dan cem macem lainnya. Kami nyampe hostel di Bangkok sekitar jam setengah 1 malam. Langsung check ini (USD7/orang), bersih-bersih, lalu karena kelaparan saya pun langsung melipir beli rice box (THB35) di sevel seberang hostel. Setelahnya langsung istirahat, tidur yang cu

Mencoba Onsen, Pemandian Air Panas di Jepang - Mandi Bareng Rame-rame

Onsen, atau pemandian air panas, adalah salah satu budaya masyarakat Jepang. Mereka sepertinya hobi banget berendam air panas di onsen ini. Dan uniknya, tidak seperti masyarakat kita yang berendam di pemandian air panas menggunakan pakaian renang, masyarakat Jepang berendam air panas tanpa menggunakan apa-apa. Polos. Rame-rame bareng orang lain yang kenal maupun yang gak kenal. Absurd pokoknya. Saat backpackeran ke Jepang tahun lalu, saya berkesempatan mencoba pengalaman unik dan nyeremin ini. Kenapa nyeremin? Karena pemandian cowok dan cewek dipisah, jadi saya musti bugi bareng pria pria lainnya. Ohmaigod.... Ceritanya, saya booking penginapan di salah satu hotel kapsul di Tokyo. Namanya Asakusa Riverside Capsule. Lokasinya sih bagus, strategis banget. Tepat di samping sungai dan dekat pintu keluar stasiun Asakusa. Dari awal booking sih saya udah tau kalo hotel kapsul kamar mandinya sharing, tapi saya gak nyangka ternyata sharingnya model onsen Jepang mandi bebarengan begini.

Cara Menuju Sokcho dari Seoul

Annyeonghaseyo. Seoul yang merupakan ibukota negara Korea Selatan adalah kota tujuan utama traveler dari Indonesia. Tapi sebenarnya ada 1 kota kecil nan indah yang lokasinya tidak jauh dari Seoul. Berada di kaki pegunungan Seoraksan yang sangat indah serta memiliki pantai yang cantik, kita bisa menghabiskan waktu di laut dan gunung sekaligus pada hari yang sama. Kota itu bernama Sokcho. Seoraksan National Park How? Kalo dari Seoul, cara termudah menuju Sokcho adalah naik bus. Kita bisa langsung beli tiket bus menuju Sokcho di Dong Seoul Bus Terminal. Dari bandara Incheon, jika naik Seoul Metro (MRTnya Seoul) kita tinggal menuju ke Gangbyeon Station. Nah, Dong Seoul Bus Terminal ini lokasinya tepat di seberang station ini. Bangunannya gede, gak kayak terminal bus di Indonesia, jadi pas pertama kali kesana saya sempet nyasar juga. Tapi saya kasi liat fotonya disini biar lebih jelas yang mana bangunannya. Dong Seoul Bus Terminal Masuk ke gedung terminalnya, kita langsung ke