Sekitar 2 tahun yang lalu saya sempet ditugaskan dinas di kota Balikpapan sama kantor. Lumayan lama saya stay disana, sekitar 4-5 bulan. Mumpung di Borneo, yang (dulu) terkenal sebagai paru-paru Indonesia, saya musti dateng ke salah satu hutannya. Hutan hujan tropis yang terbesar kedua di dunia setelah Amazon. Salah satu tempat wisata bertema hutan yang sempet saya kunjungi adalah Bukit Bangkirai.
Sesuai namanya, Bukit Bangkirai adalah hutan hujan tropis dengan vegetasi mayoritasnya pohon bangkirai. Pohon ini tingginya bisa mencapai 50 meter. Besar, panjang dan keras. Daerahnya masih sangat alami. Umur pepohonan disini rata-rata mencapai 150 tahun. Daerah ini sering dipakai untuk berkemah, trekking, atau sekedar jalan-jalan. Selain itu, disini juga bisa untuk wisata memacu adrenalin, karena ada jembatan kayu gantung yang membentang diantara puncak pohon bangkirai dengan ketinggian sekitar 40 meter. Berani coba?
Lokasinya kalo dari Balikpapan sekitar 60km, dan bisa ditempuh selama 2 jam lebih dikit kalo naik motor. Lumayan jauh sih. Saya berangkat dari rumah kontrakan di Balikpapan sekitar jam 9 pagi. Di tengah jalan numpang makan dulu di warung nasi padang. Akses awal menuju Bukit Bangkirai cukup lancar, hanya saja banyak truk di sepanjang jalan karena ini jalan antar kota antar propinsi menuju ke Samarinda. Saya gak terlalu ingat patokan jalannya karena waktu itu hanya mengandalkan Google Maps. Sekitar 1 jam melewati jalan raya, GPS menyuruh saya belok ke arah kiri memasuki jalan yang lebih kecil. Jalan ini lebih sulit dilalui karena beberapa ruas jalannya masih berupa bebatuan kasar. Banyak truk juga yang lewat sini karena ternyata banyak pertambangan di daerah ini. Miris juga liatnya karena banyak pepohonan yang ditebangi.
Sekitar 45 menit melewati jalanan yang kasar, saya memasuki jalanan yang aspalnya lebih halus tapi ruas jalannya lebih sempit. Disini sepi banget dan diapit hutan dengan pepohonan yang tinggi-tinggi sekali. Saya sempet berhenti dan mematikan mesin motor sebentar, dan dari arah hutan terdengar suara-suara ramai tapi aneh, suara binatang liar yang sebelumnya belum pernah saya denger. Entah binatang apa itu. Bisa sejenis monyet atau burung.
Lanjut lagi mengikuti arahan GPS, akhirnya saya sampai di gerbang masuk kawasan wisata Bukit Bangkirai. Ada semacam bangunan dari kayu berlantai 2 di bagian depannya. Setelah saya tanya orang yang jaga, ternyata saya harus beli tiket dulu di bangunan itu untuk masuk ke kawasan Bukit Bangkirai. Harga tiketnya cukup murah, kalo ga salah sekitar 20 ribu.
Dari bangunan itu, saya diarahkan untuk masuk saja ke arah pepohonan lebat mengikuti jalan setapak. Untuk mencapai lokasi jembatan gantung, saya cuma tinggal trekking menyusuri jalan setapak yang telah disiapkan menuju lokasinya. Jalan menuju jembatan gantung ini ternyata menembus belantara hutan kalimantan yang lebat banget. Serius. Di beberapa tempat bahkan cukup gelap karena sinar matahari tidak sampai menembus dedaunan saking lebatnya pepohonan disini. Bahkan ada satu titik dimana saya harus melewati pohon raksasa yang sudah ambruk menutupi jalan. Dan berhubung saya sampai situ di siang hari, cuacanya jadi panas dan gerah banget. Tidak ada warung jual minuman disini. Jadi siapkan bekal dari rumah kalo mau main kesini.
Trekking menuju lokasi jembatan gantung sekitar 30-45 menit tergantung kecepatan kita berjalan. Untuk menuju jembatan gantung di atas pohon, sudah disiapkan tangga kayu yang menempel di pohon terdekat. Jadi kita tinggal naik saja sampai ke puncak pohon. Sampai di atas, kita bisa berpindah dari satu puncak pohon ke puncak pohon lainnya melalui jembatan gantung yang ada di atas. Kira-kira ada 5 puncak pohon yang bisa kita kunjungi. Kelihatannya gampang sih, tapi begitu sampai di atas ternyata gak segampang itu. Dengan tingginya yang mencapai 40 meter dan jembatan kayunya yang goyang-goyang kena angin, rasanya semua keberanian langsung ilang :D
Selain jembatan gantung, disini kita bisa santai-santai nongkrong di gazebo yang ada di pinggiran hutan. Ada jalur trekking lanjutan juga tapi harus ditemani pemandu. Mungkin karena hutannya di bagian sini masih lebat ya. Saya cuma nongkrong-nongkrong aja di bawah pepohonan, lalu jalan balik lagi ke parkiran ngambil motor. Sebaiknya jangan terlalu lama disini, karena jalan pulangnya akan gelap banget kalo sudah malam, dikarenakan belum ada lampu jalannya. Dan juga bakal sepi banget kalo sudah malam, jadi sepertinya agak bahaya.
Di jalan pulang, setelah sampai ke jalan besar, kita akan melewati penangkaran beruang madu yang jadi satwa khas Kalimantan Timur. Yang berminat bisa sekalian mampir kalau belum terlalu sore. Overall, buat yang pengen masuk ke hutan hujan tropis dengan suasana yang masih cukup alami, saya rekomendasikan datang ke Bukit Bangkirai, sekalian uji adrenalin di jembatan gantungnya :)
widih keren juga ya disini, masih alami banget, jadi pingin kesini deh. btw kalau ada waktu luang mampir ke blogku juga ya :D
BalasHapus